Malapetaka dan kasih sayang.

Tok.. tok.. tok..

Syania membuka pintu ruangan kekasihnya perlahan, mengintip sekilas ke dalam sana. Terlihat Aditya dengan beberapa tumpukan berkas di depannya, wajahnya terlihat letih namun senyum yang terpancar untuk Syania tak pernah pudar sedikitpun.

“Kok masih banyak? katanya cuma bentar?” Syania melangkahi kakinya menghampiri lelakinya itu.

Tangannya ia bawa untuk mengusap surai lembut Aditya sementara matanya mulai menelisik berkas-berkas yang Adit kerjakan sejak tadi.

“Hmm..” “Setengahnya aku bawa pulang aja.” ucapnya pelan, kepalanya ia tenggelamkan pada perut rata Syania, mencari kenyamanan di sana.

“Mau aku bantu gak?” “Nanti biar maleman aku ke rumah kamu. Ini banyak banget soalnya, Dit” “Kontrak kerjasama yang tadi pagi gimana? kamu apain?”

“Aku tolak.”

“Loh kenapa? bukannya kamu jarang nolak kontrak kerjasama?” “Lagian ini ratingnya cukup tinggi loh?”

Aditya menarik tangan Syania pelan, membawanya untuk duduk di pangkuannya. Diciuminya paras cantik itu, dimulai dari kening hingga bibirnya.

Syania selalu menjadi sandarannya setiap kali hatinya gundah.

“Aku kan udah bilang gak mau ambil kontrak atau project apapun sampe pernikahan kita?” “Kalau urusan rating perusahaan, perusahaan aku juga gak kalah tinggi ratingnya. Jadi soal yang itu gak usah dipikirin ya?” jawabnya, kembali ia mengecup bibir manis sang kekasih penuh sayang.

Keduanya memang sudah terbiasa dengan ini, merayu satu sama lain serta ciuman menjadi wujud kasih sayang.

Syania sudah cukup terbiasa dengan ini, namun tak jarang juga ciuman dan pelukan Aditya yang sangat mendadak seperti di mobil saat itu membuatnya kewalahan mengatur detak jantungnya.

“Yaudah deh kalau gitu, aku harap kamu udah pikirin ini baik baik ya tapi jangan sampe stress juga,” ucapnya sambil ia mengelus pipi lelakinya.

Sementara sang empu menatap dalam netra Syania, hatinya kini banyak menyimpan kekhawatiran.

'Citra bukan perempuan biasa, dia bisa ngelakuin apa aja untuk dapetin apa yang dia mau. Syan, aku takut kamu jadi sasaran dia.'

Bersamaan dengan suara hatinya, ia kembali mendekap erat Syania dan menciuminya berkali-kali.

“Aku sayang kamu,” bisiknya pada telinga Syania.

“Iya, i love u too Aditya.”