Kesal.

“Idih, siapa nih bikin nasi goreng.” ujar Radit dengan wajah bangun tidurnya.

“Setan,” cetus Orel, “ya adek lah.” Lanjutnya sembari menyendokkan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

Suasana rumah kali ini lumayan sepi, Mama dan Papa Orel masih belum kembali dari dinas kerjanya.

Dirumah hanya tersisa Orel dan Radit. Tadinya Jessica—Mama Orel ingin mencari ART untuk sekedar menemani Orel dan Radit dirumah, tetapi keduanya menolak karna mereka pikir masih bisa mengurus rumah meskipun hanya berdua saja.

Suara dari denting piring milik keduanya saling bersautan, terdengar jelas karena keadaan rumah yang sepi, “Hari ini mau dianter gak?”

“Gausah.”

Radit mengernyit, tidak biasanya adik perempuannya ini menolak ajakannya,

“Lah, kenapa? mau pake ojek online aja?” tanyanya heran.

“Enggak, mau bareng temen.” Orel mengulum senyumnya mengingat dengan siapa dia akan berangkat sekolah hari ini.

“Ohh, siapa?”

“Mau tau banget sih bang?” lanjutnya.

Orel segera berdiri dari duduknya lalu meraih tas sekolah yang berada di sampingnya, “Adek mau tunggu di ruang tamu. Abang makan aja.”

“Punya pacar lo ya?!” teriak Radit pada Orel yang tengah berjalan ke arah ruang tamu.

“GAAAK, DIEM DEH!”


Sudah 30 menit Orel terduduk di ruang tamu besar ini, menunggu kehadiran seseorang yang di harapkan nya. Namun sayang, yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

“Loh, kok belum berangkat?” Radit turun dari kamarnya sembari menenteng tas yang biasa ia pakai ke kampus.

“Heh, kalo ditanya tuh jawab.” tegur Radit.

“Gatau ah,” Orel melipat tangannya kesal, “kesel.”

Radit tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adik kecilnya itu, tidak biasanya ia mau menunggu seseorang selama ini.

“Yaudah, ayo abang anterin aja. Udah 30 menit kamu disini, 5 menit lagi bel masuk.”

Orel mendongak, menatap paras Radit lalu mengerucut sebal,

“Yaudah, ayo”

Orel berjalan sambil menghentakkan kakinya, Radit hanya tertawa dibuatnya.

“Lucu juga adek gua.”